Daily Archives: November 14, 2011

Sampai Kapan ?

#Cerpen ,

Inspirasi dateng pas di Traktir sama temen, hahahaha . Maaf jelek .

 

Pertama kalinya aku melihat mata lelaki itu benar-benar nanar , tubuh itu menggigil , tangan itu masih mengusap rambutku yang basah. Aku kembali tersenyum , menghangatkan fikirannya , dan mencoba mensiratkan kata ‘aku juga takut kehilanganmu,sayang…’ . tangan itu kembali ber-gerilya diatas kepalaku , mengacak-acak gemas rambutku. Dan tangan dingin itu sangat hangat dan lembut ketika menggapai tanganku.

“sekarang, apa yang kamu takutkan ?” dia berkata dengan suara yang menggigil ,

“kamu” aku menjawabnya dengan nada yang kubuat setenang mungkin , walaupun aku sudah tidak kuat lagi menahan tangis.

“percayalah..” kembali tangannya mengusap rambutku

Aku mengangguk, dan sekarang aku lebih memberanikan diri memeluk tubuh kaku itu. Lama.

Aku sudah tidak ingin memperdulikan hujan yang dari tadi sepertinya menahan kami untuk tetap seperti ini , tetap menikmati saat-saat terakhir sebelum aku pergi meninggalkannya untuk  ‘entah’ berapa lama.

“berjanjilah untuk tetap seperti ini, untuk selalu menungguku” aku terisak , menenggelamkan diri dalam dadanya yang bidang . mencoba merasakan inilah terakhirkalinya aku merasakan kuatnya lengan dan tubuh ini menjagaku. Dia mengangguk.

Aku kembali menatap matanya , aku pegang tangannya , dan berkali-kali dia mencium punggung tanganku. Aku kembali ‘cengeng’. Dia bangkit , dan membawa tubuhku untuk mengikutinya berdiri.

Laki-laki                : “kamu tahu sayang, ?”

Perempuan        : “apa?”

Laki-laki                : “aku mencintaimu.”

Perempuan        : “iya.aku tahu.dan sangat tahu.” –tersenyum.

Laki-laki                : “aku menunggumu kembali.” –tersenyum.

Perempuan        : “sampai kapan?”

Laki-laki                : “sampai kelak suami pilihan orangtuamu akan mengembalikanmu padaku.”

Perempuan        : –menangis.

Categories: Uncategorized | 2 Komentar

Tuhan itu Tidak Cacat

Ini saat saya menangis , malam itu . Iya , malam itu hujan , saya ingat . entah apa dan bagaimana tiba-tiba saja saya semakin kalut , mata saya semakin sembab saja . ini adalah saat saya mendeklamasikan ketidak adilan hidup saya , dan ini adalah saat saya bertingkah paranoid dan norak (tentunya) didepan tuhan.

Malam itu , tepatnya 01:20 am . saya menangis sesenggukan , saya cengeng , saya menjerit , seolah saja saya ingin menendang jauh-jauh perasaan takut yang mendorong airmata saya keluar tak tertahan . Pertama saya hanya bisa menangis , saya menangis untuk hidup saya yang saya fikir sangat pantas untuk ditangisi , selanjutnya saya mulai –seolah- berbicara pada tuhan , sangat pelan sekali saya membicarakan perasaan yang mengganjal ini pada tuhan , terlebih saya terlalu takut untuk berbagi ketakutan ini dengannya. Lalu untuk beberapa detik yang menjadi hening , saya diam . capek . apa Cuma ini yang bisa saya lakukan untuk hidup saya ? saya berteriak (tentunya dalam hati) , how i wanna take my body lose , eeerrrr …

Saya selalu menuduh tuhan untuk semua kejadian yang buruk dalam hidup saya . saya menangis –lagi.

Saya fikir , sekarang tuhan tuli , sehingga dia tak mau lagi mendengar demonstrasi dari seorang saya. Saya fikir tuhan buta , sehingga dia tak bisa lagi melihat bagaimana saya menangis seperti ini , dan juga karena dia tak lagi bisa melihat bendera putih tanda menyerah yang saya –seolah- kibarkan. Apa mungkin ? apa mungkin tuhan sakit ? sehingga dia terlalu lelah mengurus semua hidup saya ? Dia cacat –fikirku.

Alih-alih , seusai saya ‘demo’ kpd tuhan , saya merapikan Mukena dan sejadah , segera saya membuka Laptop dan kembali membuka diary online tercintaaaaa https://setiawanfasha.wordpress.comdan inilah klimaks malam ini , disini saya kembali menangis , iya , saat beberapa detik saja blog saya terpampang secara detail , yang saya lihat mungkin hanya Older Post pada tanggal 03 November 2011 . dalam posting itu , saya menceritakan bagaimana sakitnya diacuhkan dan dianggap Nothing oleh orang lain –tentunya.

tentang sejauh mana kamu memahami oranglain , dan mereka akan paham untuk apa yang kamu inginkan

disini saya berkali-kali mengucapkan istigfar , disini saya kacau , dan disini saya merasa saya baru saja mendapat seonggok kata hina , saya baru saja melecehkan tuhan . baru saja saya ingat , saya men-judge tuhan Cacat, tuli, buta.

tapi saya sadar , bukan tuhan lah yang tuli , tapi saya . saya tuli karena selama ini saya merasa jauh dan hampir sama sekali tidak mendengar seruan tuhan saya sendiri . saya buta , karena memang saya sadar selama ini saya tidak pernah membuka hati untuk sepenuh nya ingin kembali kepada apa yang sudah tuhan tawarkan.

Dan sekali lagi , sayalah yang cacat , saya selalu saja ingin dijamah tuhan , sedangkan saya sendiri selalu berbuat yang malah semakin menjauhkan saya dari Dia .

Dan karena hidup adalah tentang bagaimana kita bisa kembali ke jalan-Nya . bukan hidup untuk selalu saja merasa menjadi anak-emas tuhan dan akhirnya kita ngelunjak seenaknya kepada-Nya.

tentang sejauh mana kamu memahami TUHAN , dan TUHAN akan paham untuk apa yang kamu inginkan

Categories: Uncategorized

Blog di WordPress.com.